Johny Setiawan adalah astronom asal Indonesia yang bekerja sebagai peneliti di Departemen Pembentukan Bintang dan Planet, Max Planck Institute for Astronomy di Heidelberg, Jerman. Johny Setiawan dikenal sebagai penemu banyak planet ekstrasurya.
Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa dan Brasil di bawah pimpinannya berhasil menemukan sebuah planet luar surya yang diberi nama HD 11977 b.
Salah satu penemuan berikutnya adalah sebuah planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, bernama TW Hydrae . Penemuan ini dipublikasikan di Nature, vol. 451, 38 (2008). Planet tersebut masih dalam piringan cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang induknya. Contoh penemuannya yang lain adalah HIP 13044 b, HD 47536 c, HD 110014 b, HD 110014 c, HD 11977 b, dan HD 70573 b.
Biografi
Johny Setiawan lahir pada 16 Agustus 1974. Ketertarikan Johny pada astronomi sudah dimulai sejak kecil ketika menonton film Star Trek. Ketertarikan mulai berkembang kala membaca buku Alam Semesta dan Cuaca. Johny kecil yang waktu itu dibesarkan di wilayah Johar Baru akhirnya mulai menggali lebih banyak tentang astronomi, termasuk di bangku sekolah.
Sekolah jenjang menengah dihabiskannya di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur. Mulai jenjang S-1 sampai meraih gelar doktor dihabiskannya di Jerman. Program doktor yang diraihnya dengan beasiswa dari European Southern Observatory di Keipenheuer Institute for Solar Physics Univseritas Freiburg mengantarkannya meraih predikat summa cum laude.
Sisi lain kehidupan Johny adalah hobinya memasak, fitness, dan melukis. Kemampuan memasak diasahnya ketika bekerja sambilan sebagai koki di Warsteiner Keller selama studi awal di Jerman. Hingga kini, beragam masakan, mulai nasi tumpeng hingga tahu berontak, bisa dibuatnya. Hingga sekarang, ia sering menerima pesanan makanan untuk acara kantor ataupun teman.
Untuk fitness, Johny melakukannya 2-3 kali seminggu. Tuntutan bekerja di dua tempat, Jerman dan Cile, dengan kondisi lingkungan yang jauh berbeda membuatnya harus menjaga stamina. Selain itu, ia juga memandang pentingnya ilmuwan menjadi fit dan tampil menarik agar bisa mendukung kariernya.
Penemuan
Selama tujuh tahun berkarya sebagai peneliti sejak tahun 2003, Johny telah menemukan 15 planet ekstrasurya alias planet-planet di luar tata surya kita.
Planet terakhir yang ditemukannya adalah HIP 13044b, sebuah planet yang mengorbit bintang lansia dan minim kandungan logam, HIP 13044. Penemuan ini mampu membuka cara pandang baru tentang proses pembentukan bintang sebab saat ini diyakini bahwa bintang tua dan minim kandungan logam tak mungkin memiliki planet.
Akhir tahun 2010, penemuan HIP 13044b dinobatkan sebagai 10 penemuan sains terbaik 2010 versi majalah Times. Temuan Johny Setiawan itu bisa disejajarkan dengan temuan Gliese 581g yang merupakan planet asing yang mirip Bumi dan temuan para fisikawan di European Organization for Nuclear Research (CERN).
Temuan besar Johny lainnya adalah planet TW Hydrae b. Penemuannya tergolong mencengangkan sebab di antara ratusan planet ekstrasurya, tak satu pun yang mengorbit pada bintang yang berusia muda. Diketahui, TW Hydrae b mengorbit bintang TW Hydrae, bintang yang baru berusia 8-10 juta tahun, 1/500 usia matahari saat ini.
Max Planck Institute for Astronomy mengakui penemuan TW Hydrae b sebagai salah satu penemuan spektakuler. Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil menemukan secara langsung bahwa planet terbentuk dalam lingkaran cakram yang berputar pendek setelah kelahiran bintang. Penemuan itu memungkinkan kajian baru dalam pembentukan bintang dan migrasi planet.
Selain dua planet tersebut, Johny juga menemukan planet-planet lain, di antaranya HD 47536b, HD 47536c, dan HD 11014b. Planet yang ditemukannya merupakan bagian dari proyek Search for Exoplanet with Radial-velocity at MPIA (SERAM).
Sumber:
Pada Juni 2005, kelompok astronom Eropa dan Brasil di bawah pimpinannya berhasil menemukan sebuah planet luar surya yang diberi nama HD 11977 b.
Salah satu penemuan berikutnya adalah sebuah planet yang mengitari sebuah bintang yang sangat muda, bernama TW Hydrae . Penemuan ini dipublikasikan di Nature, vol. 451, 38 (2008). Planet tersebut masih dalam piringan cakram debu dan gas yang mengelilingi bintang induknya. Contoh penemuannya yang lain adalah HIP 13044 b, HD 47536 c, HD 110014 b, HD 110014 c, HD 11977 b, dan HD 70573 b.
Biografi
Johny Setiawan lahir pada 16 Agustus 1974. Ketertarikan Johny pada astronomi sudah dimulai sejak kecil ketika menonton film Star Trek. Ketertarikan mulai berkembang kala membaca buku Alam Semesta dan Cuaca. Johny kecil yang waktu itu dibesarkan di wilayah Johar Baru akhirnya mulai menggali lebih banyak tentang astronomi, termasuk di bangku sekolah.
Sekolah jenjang menengah dihabiskannya di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur. Mulai jenjang S-1 sampai meraih gelar doktor dihabiskannya di Jerman. Program doktor yang diraihnya dengan beasiswa dari European Southern Observatory di Keipenheuer Institute for Solar Physics Univseritas Freiburg mengantarkannya meraih predikat summa cum laude.
Sisi lain kehidupan Johny adalah hobinya memasak, fitness, dan melukis. Kemampuan memasak diasahnya ketika bekerja sambilan sebagai koki di Warsteiner Keller selama studi awal di Jerman. Hingga kini, beragam masakan, mulai nasi tumpeng hingga tahu berontak, bisa dibuatnya. Hingga sekarang, ia sering menerima pesanan makanan untuk acara kantor ataupun teman.
Untuk fitness, Johny melakukannya 2-3 kali seminggu. Tuntutan bekerja di dua tempat, Jerman dan Cile, dengan kondisi lingkungan yang jauh berbeda membuatnya harus menjaga stamina. Selain itu, ia juga memandang pentingnya ilmuwan menjadi fit dan tampil menarik agar bisa mendukung kariernya.
Penemuan
Selama tujuh tahun berkarya sebagai peneliti sejak tahun 2003, Johny telah menemukan 15 planet ekstrasurya alias planet-planet di luar tata surya kita.
Planet terakhir yang ditemukannya adalah HIP 13044b, sebuah planet yang mengorbit bintang lansia dan minim kandungan logam, HIP 13044. Penemuan ini mampu membuka cara pandang baru tentang proses pembentukan bintang sebab saat ini diyakini bahwa bintang tua dan minim kandungan logam tak mungkin memiliki planet.
Akhir tahun 2010, penemuan HIP 13044b dinobatkan sebagai 10 penemuan sains terbaik 2010 versi majalah Times. Temuan Johny Setiawan itu bisa disejajarkan dengan temuan Gliese 581g yang merupakan planet asing yang mirip Bumi dan temuan para fisikawan di European Organization for Nuclear Research (CERN).
Temuan besar Johny lainnya adalah planet TW Hydrae b. Penemuannya tergolong mencengangkan sebab di antara ratusan planet ekstrasurya, tak satu pun yang mengorbit pada bintang yang berusia muda. Diketahui, TW Hydrae b mengorbit bintang TW Hydrae, bintang yang baru berusia 8-10 juta tahun, 1/500 usia matahari saat ini.
Max Planck Institute for Astronomy mengakui penemuan TW Hydrae b sebagai salah satu penemuan spektakuler. Untuk pertama kalinya, ilmuwan berhasil menemukan secara langsung bahwa planet terbentuk dalam lingkaran cakram yang berputar pendek setelah kelahiran bintang. Penemuan itu memungkinkan kajian baru dalam pembentukan bintang dan migrasi planet.
Selain dua planet tersebut, Johny juga menemukan planet-planet lain, di antaranya HD 47536b, HD 47536c, dan HD 11014b. Planet yang ditemukannya merupakan bagian dari proyek Search for Exoplanet with Radial-velocity at MPIA (SERAM).
Sumber: