Soetjipto Soedjono - Penemu Pondasi Sarang Laba-Laba Tahan Gempa
Biografi
Soetjipto Soedjono lahir di Trenggalek, Jawa Timur pada 13 Agustus 1945. Gelar Sarjana Teknik Sipil diraih di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. Ia Wafat di Surabaya pada 24 November 2011.
Pondasi Sarang Laba-Laba
Konstruksi Sarang Laba Laba (KSLL) ditemukan tahun 1976 oleh Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto. Keduanya alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). KSLL buah dari hasil diskusi selama 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal Prof. Dr. Ir. Rooseno.
Awalnya Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto berpendapat bahwa KSLL yang mereka temukan adalah konstruksi komposit antara plat beton yang diperkuat rib-rib beton dibawahnya dengan tanah / pasir yang dipadatkan dengan sempurna di antara rib-rib.
Tetapi setelah didiskusikan selama kurang lebih 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal mereka Prof. Dr. Ir. Rooseno mereka bertiga akhirnya sepakat bahwa KSLL memiliki kemampuan jauh di atas konstruksi komposit seperti anggapan pertama mereka.
Denah konstruksi sarang laba-laba (sumber: http://www.konstruksilabalaba.com/) |
Pondasi sistem KSLL merupakan pondasi bawah konvensional hasil kombinasi antara sistem pondasi pelat beton pipih menerus dan sistem perbaikan tanah. Kombinasi tersebut menghasilkan kerja sama timbal balik yang saling menguntungkan sehingga membentuk sebuah pondasi yang memiliki kekuatan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sistem pondasi dangkal lainnya. Konstruksi tersebut dinamakan sarang laba-laba karena memang pembesian pelat pondasi di daerah kolom seperti jaring laba-laba dan di atas pondasi dipasang pelat yang siap dibangun.Insinyur Soetjipto bersama Insinyur Ryantori menemukan teknik fondasi konstruksi sarang laba-laba dan sejak 2004 pemilik paten fondasi konstruksi sarang laba-laba adalah PT Katama Suryabumi, fondasi ini terbukti aman dari gempa dan telah terbukti pada gempa di NAD, Sumatera Barat, Bengkulu, Manokwari, dan daerah rawan gempa lainnya. Sehingga dalam jangka dua tahun (3 Desember 2007 hingga 1 Desember 2009) telah mendapat lima penghargaan salah satunya Penghargaan Upakarti dengan kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa.
Pahun 2004, ketika gempa mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Gempa yang disertai gelombang tsunami telah meluluhlantakkan daerah di sekitar pantai provinsi tersebut serta memakan banyak korban serta menghancurkan infrastruktur dan permukiman warga. Peristiwa seperti ini akan selalu menjadi kekhawatiran, mengingat kondisi geografis negara kita yang berada pada jalur gempa. Namun, di antara bangunan yang hancur tersebut sebanyak 107 bangunan dengan fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) tetap utuh, seperti Gedung Tera PLN Banda Aceh, SMK 3 Banda Aceh, dan Gedung Dinas Kesehatan di Pulau Simeuleu.
Insinyur Sutjipto lebih populer sebagai politisi ketimbang bidang konstruksi keahliannya. Soetjipto mencuat kepermukaan saat terjadinya konflik dalam tubuh PDI Jawa Timur. Soetjipto memilih mendukung DPP PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri. Pilihan ini mengantarkannya menjabat Sekjen PDI-P dan Wakil Ketua MPR.
Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan fondasi KSLL
Untuk bangunan bertingkat tanggung (2-8 lantai):
- Seluruh luasan tapak bangunan akan terangkai menjadi satu kesatuan konstruksi bangunan bawah yang kokoh.
- KSLL menggantikan fungsi dari kurang lebih 15-20 jenis pekerjaan dari sub-structure / konstruksi bangunan bawah.
Rekor Dunia MURI
- Konstruksi Sarang Laba Laba adalah sistem fondasi pertama dan satu-satunya di dunia yang terbukti telah menyelamatkan bangunan-bangunan yang didukungnya pada gempa berkekuatan 9,1 SR dengan ratio keberhasilan 100 %.
- Pertama di dunia, Konstruksi Sarang Laba Laba adalah sistem konstruksi fondasi pertama di dunia yang mampu memaksa tanah untuk berfungsi struktur, tetapi massa tanahnya tidak menjadi beban dari struktur.
Paten
Terdaftar – 1979 : No. 7191 (Seri 1)
Paten – 2004 : No ID 0 018 808 (Seri 2)
Paten on progress – 2014 : No P00201403811 (Seri 3)
Karier
Ia memimpin kader dan simpatisian PDI di Jawa Timur melawan campur tangan pemerintah dalam tubuh PDI. Dia pun memindahkan markas PDI ke kantor CV. Bumi Raya, perusahaan jasa konstruksi miliknya. Sebab kantor lama masih dikuasai kubu Latief Pudjosakti. Sebuah bentuk perlawanan kepada pemerintah yang otoriter sekaligus sebagai wujud dukungan kepada kepemimpinan Megawati yang didukung oleh arus bawah.
Pilihannya membela dan menjunjung demokrasi itu, telah mengantarkan lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang kemudian menemukan teknik fondasi sarang laba-laba, ini menjadi seorang politisi kaliber nasional. Ahli konstruksi yang temuannya antara lain dipakai di Bandara Hang Nadim, Batam, ini akhir lebih mengalir bicara politik ketimbang bidang konstruksi yang juga digelutinya.
Memang, kehidupan politik (berorganisasi) bukan hal baru baginya. Sejak di SMA tahun 1964, ia sudah aktif di Gerakan Siswa Nasional Indonesia. Kemudian saat kuliah di ITS, ia aktif di Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, hingga menjabat menjabat wakil sekretariat GMNI Jawa Timur (1971). Pada tahun 1986, ia pun mulai aktif di PDI. Lalu, dua tahun kemudian terpilih sebagai bendahara PDI Jawa Timur.
Sumber: