Setiap orang yang pernah periksa mata di rumah sakit, puskesmas, atau toko alat optik pasti sudah pernah melihat alat peraga berupa kumpulan beberapa huruf berukuran kecil hingga besar. Alat peraga tersebut bernama Diopter (Ingg: Dioptre), sebuah alat untuk mengukur daya penglihatan yang digunakan untuk menguji ketajaman visual. Diopter biasanya disebut Bagan Monoyer.
(Baca Juga: "Biografi Ferdinand Monoyer - Oftalmolog Pengembang Diopter")
Ferdinand Monoyer dikenal sebagai pengembang Diopter atau Bagan Manoyer, meski bukan orang pertama yang menemukannya pertama kali. Setidaknya terdapat dua sosok paling penting dalam sejarah perjalanan ditemukannya teknik tes penglihatan melalui bagan tersebut. Orang pertama adalah Herman Snellen, ahli mata Belanda kelahiran 1834 dan meninggal pada 1908. Dia memperkenalkan bagan yang dinamai Snellen Chart pada 1862.
Ferdinand Monoyer adalah yang berikutnya. Ia adalah ahli mata kelahiran Lyon, Prancis pada 9 Mei 1836. Ferdinand Monoyer meninggal di kota yang sama pada 11 Juli 1912.
Di balik statusnya sebagai ahli mata, insting medis yang dia dimiliki ternyata diwariskan oleh sang ayah. Pasalnya, Monoyer merupakan anak dari seorang dokter militer di Prancis. Sementara ibunya berasal dari kawasan timur negara tersebut. Selain keahlian di bidang kesehatan, dia juga memiliki kepakaran di bidang fisika medis sebagai penunjangnya.
Sebagai ilmuwan, perjalanan hidup Monoyer tidak lepas dari dunia kampus. Pada 1871, setahun sebelum memublikasikan bagan hasil karyanya, dia merupakan pakar fisika medis di Fakultas Kedokteran Universitas Strasbourg di kawasan Prancis bagian timur. Setelah itu, pada 1872 Monoyer memimpin klinik mata milik Fakultas Kedokteran Universitas Nancy. Jabatan tersebut dia emban selama lima tahun sampai 1877.
Sejak 1877 sampai 1909, ia menjadi profesor bidang fisika medis di Fakultas Kedokteran Universitas Lyon. Sepanjang kiprahnya pula, dia aktif melakukan riset dan menerbitkan jurnal-jurnal ilmiah terkait dunia medis, terutama berhubungan dengan kesehatan mata. Beberapa di antaranya terkait perlakuan medis terhadap tunanetra, penelitian penyakit katarak, skala tifografi untuk mengukur ketajaman visual, sampai pembahasan tentang fermentasi.
(Baca Juga: "Biografi Ferdinand Monoyer - Oftalmolog Pengembang Diopter")
Ferdinand Monoyer dikenal sebagai pengembang Diopter atau Bagan Manoyer, meski bukan orang pertama yang menemukannya pertama kali. Setidaknya terdapat dua sosok paling penting dalam sejarah perjalanan ditemukannya teknik tes penglihatan melalui bagan tersebut. Orang pertama adalah Herman Snellen, ahli mata Belanda kelahiran 1834 dan meninggal pada 1908. Dia memperkenalkan bagan yang dinamai Snellen Chart pada 1862.
Ferdinand Monoyer adalah yang berikutnya. Ia adalah ahli mata kelahiran Lyon, Prancis pada 9 Mei 1836. Ferdinand Monoyer meninggal di kota yang sama pada 11 Juli 1912.
Di balik statusnya sebagai ahli mata, insting medis yang dia dimiliki ternyata diwariskan oleh sang ayah. Pasalnya, Monoyer merupakan anak dari seorang dokter militer di Prancis. Sementara ibunya berasal dari kawasan timur negara tersebut. Selain keahlian di bidang kesehatan, dia juga memiliki kepakaran di bidang fisika medis sebagai penunjangnya.
Sebagai ilmuwan, perjalanan hidup Monoyer tidak lepas dari dunia kampus. Pada 1871, setahun sebelum memublikasikan bagan hasil karyanya, dia merupakan pakar fisika medis di Fakultas Kedokteran Universitas Strasbourg di kawasan Prancis bagian timur. Setelah itu, pada 1872 Monoyer memimpin klinik mata milik Fakultas Kedokteran Universitas Nancy. Jabatan tersebut dia emban selama lima tahun sampai 1877.
Sejak 1877 sampai 1909, ia menjadi profesor bidang fisika medis di Fakultas Kedokteran Universitas Lyon. Sepanjang kiprahnya pula, dia aktif melakukan riset dan menerbitkan jurnal-jurnal ilmiah terkait dunia medis, terutama berhubungan dengan kesehatan mata. Beberapa di antaranya terkait perlakuan medis terhadap tunanetra, penelitian penyakit katarak, skala tifografi untuk mengukur ketajaman visual, sampai pembahasan tentang fermentasi.
Mengembangkan Diopter
Diopter atau Bagan Monoyer |
Ferdinand Monoyer adalah pengembang diopter, alat yang digunakan untuk mengukur daya penglihatan. Alat yang diciptakannya itu masih digunakan sampai saat ini. Dia menemukan bagan Monoyer yang digunakan untuk menguji ketajaman visual.
Ferdinand Monoyer merupakan salah satu oftalmologis paling terkenal dari Prancis. Oftalmologi adalah pakar medis yang khusus menangani diagnosis, penangan, pencegahan kerusakan, dan cedera mata.
Perhatikanlah lebih saksama dua kolom paling ujung di kanan dan kiri bagan tersebut . Dengan mengabaikan baris paling bawah (ZU), bacalah secara terbalik rangkaian huruf itu dari bawah ke atas. Anda akan menemukan sederet huruf yang membentuk nama ”Ferdinand Monoyer”.
Diopter berfungsi mengukur jarak mata sebenarnya yang Anda butuhkan untuk membaca teks. Ada hal yang menjadi ciri khas dari bagan tersebut. Ferdinand Monoyer merancang bagan itu dengan setiap baris huruf dari yang terkecil sampai yang terbesar. Tujuannya adalah mengukur kemampuan mata mengidentifikasi huruf.
Ferdinand Monoyer juga mengubah tipografi atau jenis huruf yang menurutnya kurang cocok untuk menguji ketajaman mata. Jika Anda ingin menilai ketajaman mata seseroang menggunakan bagan Monoyer, dia harus sanggup mengidentifikasi sebanyak mungkin huruf yang ada di bagan itu.
Semakin banyak dan semakin kecil huruf yang bisa diidentifikasinya, artinya semakin baik penglihatannya. Sebaliknya, semakin sedikit dan semakin besar huruf yang bisa dibaca, semakin buruk daya penglihatannya.