Tahun 2017 ini, Akademi Ilmu Pengetahuan Kerajaan Swedia memberikan penghargaan tahunan dalam bidang fisika kepada tiga ilmuwan asal Amerika Serikat (AS) atas penemuan mereka dalam gelombang gravitasi.
Ketiga ilmuwan tersebut adalah Rainer Weiss dari Institut Teknologi Massachusetts, Barry Barish serta Kip Thorne dari Institut Teknologi California.Ketiganya berhak atas hadiah Nobel Fisika karena menjadi kunci untuk pengamatan pertama gelombang gravitasi pada bulan September 2015.
(Baca juga: "Rainer Weiss - Penemu Detektor Gelombang Gravitasi Interferometrik")
Dalam fisika, gelombang gravitasi adalah riak dalam lengkung ruang-waktu yang bergerak dalam bentuk gelombang menjauhi sumbernya. Keberadaan gelombang ini diprediksi pada tahun 1916 oleh Albert Einstein sebagai dasar teori relativitas umum yang dipaparkannya.
Gelombang gravitasi mengangkut energi dalam bentuk radiasi gravitasi. Gelombang ini terbentuk akibat invariansi Lorentz dalam relativitas umum yang menjelaskan bahwa segala pergerakan interaksi fisik dibatasi oleh kecepatan cahaya. Sebaliknya, gelombang gravitasi tidak dapat terbentuk dalam teori gravitasi Newton yang menyatakan bahwa interaksi fisik bergerak dengan kecepatan tak hingga.
Sebelum gelombang ini terdeteksi, sudah ada bukti-bukti tak langsung mengenai keberadaannya. Misalnya, pengukuran sistem biner Hulse–Taylor menunjukkan bahwa gelombang gravitasi bukan sekadar hipotesis. Gelombang gravitasi yang dapat terdeteksi diduga berasal dari sistem bintang biner yang terdiri atas katai putih, bintang neutron, dan lubang hitam.
Pada tahun 2016, beberapa pendeteksi gelombang gravitasi sedang dibangun atau sudah beroperasi. Salah satu di antaranya adalah Advanced LIGO yang beroperasi bulan September 2015. Bulan Februari 2016, tim Advanced LIGO mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi gelombang gravitasi dari proses menyatunya lubang hitam.
Gelombang yang dideteksi oleh para pemenang hadiah Nobel berasal dari tumbukan dua lubang hitam sekitar 1,3 miliar tahun cahaya. Tahun cahaya sekitar 5,88 triliun mil.
Weiss, ilmuwan kelahiran Jerman, dianugerahi setengah dari jumlah hadiah USD 1,1 juta dan Thorne serta Barish akan membagi separuh lainnya.
Ketiga ilmuwan tersebut adalah Rainer Weiss dari Institut Teknologi Massachusetts, Barry Barish serta Kip Thorne dari Institut Teknologi California.Ketiganya berhak atas hadiah Nobel Fisika karena menjadi kunci untuk pengamatan pertama gelombang gravitasi pada bulan September 2015.
(Baca juga: "Rainer Weiss - Penemu Detektor Gelombang Gravitasi Interferometrik")
Dalam fisika, gelombang gravitasi adalah riak dalam lengkung ruang-waktu yang bergerak dalam bentuk gelombang menjauhi sumbernya. Keberadaan gelombang ini diprediksi pada tahun 1916 oleh Albert Einstein sebagai dasar teori relativitas umum yang dipaparkannya.
Gelombang gravitasi mengangkut energi dalam bentuk radiasi gravitasi. Gelombang ini terbentuk akibat invariansi Lorentz dalam relativitas umum yang menjelaskan bahwa segala pergerakan interaksi fisik dibatasi oleh kecepatan cahaya. Sebaliknya, gelombang gravitasi tidak dapat terbentuk dalam teori gravitasi Newton yang menyatakan bahwa interaksi fisik bergerak dengan kecepatan tak hingga.
Sebelum gelombang ini terdeteksi, sudah ada bukti-bukti tak langsung mengenai keberadaannya. Misalnya, pengukuran sistem biner Hulse–Taylor menunjukkan bahwa gelombang gravitasi bukan sekadar hipotesis. Gelombang gravitasi yang dapat terdeteksi diduga berasal dari sistem bintang biner yang terdiri atas katai putih, bintang neutron, dan lubang hitam.
Pada tahun 2016, beberapa pendeteksi gelombang gravitasi sedang dibangun atau sudah beroperasi. Salah satu di antaranya adalah Advanced LIGO yang beroperasi bulan September 2015. Bulan Februari 2016, tim Advanced LIGO mengumumkan bahwa mereka telah mendeteksi gelombang gravitasi dari proses menyatunya lubang hitam.
Gelombang yang dideteksi oleh para pemenang hadiah Nobel berasal dari tumbukan dua lubang hitam sekitar 1,3 miliar tahun cahaya. Tahun cahaya sekitar 5,88 triliun mil.
Weiss, ilmuwan kelahiran Jerman, dianugerahi setengah dari jumlah hadiah USD 1,1 juta dan Thorne serta Barish akan membagi separuh lainnya.