Pada Abad Pertengahan, operasi dilakukan tukang cukur rambut, bukan dengan ahli bedah. Saat itu operasi dipandang lebih sebagai seni kerajinan tangan, bukan sebuah profesi di mana nyawa seseorang dipertaruhkan.
Tidak hanya melakukan operasi saja, pencukur rambut juga melakukan sejumlah hal lain seperti pencabutan gigi, amputasi, penjualan obat-obatan dan tentunya, mencukur rambut.
Kedua profesi akhirnya digabungkan pada 1540 oleh King George II menjadi United Barber-Surgeons Company. Pada 1745 sebuah sekolah khusus bedah dibuka di London. Ini menandakan sebuah keharusan untuk mengemban ilmu bedah terlebih dahulu sebelum menjadi ahli bedah.
Dalam kedokteran, ahli bedah atau pakar bedah ialah seseorang yang melakukan pembedahan. Ahli bedah bisa seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yang menspesialisasikan diri di bidang bedah. Namun tahukah anda siapa yang menemukan teknik bedah pertamakali?
Abu al-Qasim al-Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi (Madinatuz Zahra', 936 - 1013), (Bahasa Arab: أبو القاسم) dikenal di Barat sebagai Abulcasis, adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.
Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama "El Zahrawi". Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah.
Abu Qasim al-Zahrawi adalah seorang pioner dalam ilmu bedah modern. Beliau merevolusi ilmu bedah klasik dan meletakkan kaidah-kaidah bedah yang menjadi pijakan ilmu bedah modern saat ini.
Al-Zahrawi menemukan metode dan alat-alat bedah baru yang memudahkan para pasien. Ia juga memiliki 30 jilid ensiklopedi bedah yang dijadikan rujukan utama ilmu bedah di Eropa selama beberapa abad dan menjadi pijakan ilmu kedokteran modern.
Abul Qasim Khalaf bin al-Abbas- al-Zahrawi Awalnya ia dikenal sebagai seorang fisikawan, sampai akhirnya ia memperkenalkan teori-teori dan alat-alat bedah dalam ilmu kedokteran, barulah orang-orang mengenalnya sebagai dokter ahli bedah (al-Hassani, 2005: 167). (Baca selengkapnya di : "Biografi Abu al-Qasim al-Zahrawi - Pioner Ilmu Bedah Modern")
Tidak hanya melakukan operasi saja, pencukur rambut juga melakukan sejumlah hal lain seperti pencabutan gigi, amputasi, penjualan obat-obatan dan tentunya, mencukur rambut.
Kedua profesi akhirnya digabungkan pada 1540 oleh King George II menjadi United Barber-Surgeons Company. Pada 1745 sebuah sekolah khusus bedah dibuka di London. Ini menandakan sebuah keharusan untuk mengemban ilmu bedah terlebih dahulu sebelum menjadi ahli bedah.
Dalam kedokteran, ahli bedah atau pakar bedah ialah seseorang yang melakukan pembedahan. Ahli bedah bisa seorang dokter, dokter gigi, atau dokter hewan yang menspesialisasikan diri di bidang bedah. Namun tahukah anda siapa yang menemukan teknik bedah pertamakali?
Abu al-Qasim al-Zahrawi
Abul Qasim Khalaf ibn al-Abbas az-Zahrawi atau Al-Zahrawi (Madinatuz Zahra', 936 - 1013), (Bahasa Arab: أبو القاسم) dikenal di Barat sebagai Abulcasis, adalah salah satu pakar di bidang kedokteran pada masa Islam abad Pertengahan. Karya terkenalnya adalah Al-Tasrif, kumpulan praktik kedokteran yang terdiri atas 30 jilid.
Abul Qasim lahir di Zahra, yang terletak di sekitar Kordoba, Spanyol. Di kalangan bangsa Moor Andalusia, dia dikenal dengan nama "El Zahrawi". Al-Qasim adalah dokter kerajaan pada masa Khalifah Al-Hakam II dari kekhalifahan Umayyah.
Abu Qasim al-Zahrawi adalah seorang pioner dalam ilmu bedah modern. Beliau merevolusi ilmu bedah klasik dan meletakkan kaidah-kaidah bedah yang menjadi pijakan ilmu bedah modern saat ini.
Al-Zahrawi menemukan metode dan alat-alat bedah baru yang memudahkan para pasien. Ia juga memiliki 30 jilid ensiklopedi bedah yang dijadikan rujukan utama ilmu bedah di Eropa selama beberapa abad dan menjadi pijakan ilmu kedokteran modern.
Abul Qasim Khalaf bin al-Abbas- al-Zahrawi Awalnya ia dikenal sebagai seorang fisikawan, sampai akhirnya ia memperkenalkan teori-teori dan alat-alat bedah dalam ilmu kedokteran, barulah orang-orang mengenalnya sebagai dokter ahli bedah (al-Hassani, 2005: 167). (Baca selengkapnya di : "Biografi Abu al-Qasim al-Zahrawi - Pioner Ilmu Bedah Modern")