Ir. Soetjipto Soedjono merupakan tokoh teknik sipil dan politisi terkemuka di Indonesia. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PDI-P, Wakil Ketua MPR-RI. Bersama dengan Ir. Ryantori menemukan Konstruksi Pondasi Sarang Laba-Laba yang tahan gempa.
Soetjipto Soedjono dan Konstruksi Sarang Laba-Laba |
Insinyur Sutjipto lebih populer sebagai politisi ketimbang keahliannya di bidang konstruksi. Soetjipto mencuat ke permukaan saat terjadinya konflik dalam tubuh PDI Jawa Timur. Soetjipto memilih mendukung DPP PDI pimpinan Megawati Soekarnoputri. Pilihan ini mengantarkannya menjabat Sekjen PDI-P dan Wakil Ketua MPR.
Ir. Soetjipto Soedjono Wafat di Surabaya pada 24 November 2011.
Ia memimpin kader dan simpatisian PDI di Jawa Timur melawan campur tangan pemerintah dalam tubuh PDI. Dia pun memindahkan markas PDI ke kantor CV. Bumi Raya, perusahaan jasa konstruksi miliknya. Sebab kantor lama masih dikuasai kubu Latief Pudjosakti. Sebuah bentuk perlawanan kepada pemerintah yang otoriter sekaligus sebagai wujud dukungan kepada kepemimpinan Megawati yang didukung oleh arus bawah.
Pilihannya membela dan menjunjung demokrasi itu, telah mengantarkan lulusan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) yang kemudian menemukan teknik fondasi sarang laba-laba, ini menjadi seorang politisi kaliber nasional. Ahli konstruksi yang temuannya antara lain dipakai di Bandara Hang Nadim, Batam, ini akhir lebih mengalir bicara politik ketimbang bidang konstruksi yang juga digelutinya.
Memang, kehidupan politik (berorganisasi) bukan hal baru baginya. Sejak di SMA tahun 1964, ia sudah aktif di Gerakan Siswa Nasional Indonesia. Kemudian saat kuliah di ITS, ia aktif di Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, hingga menjabat menjabat wakil sekretariat GMNI Jawa Timur (1971). Pada tahun 1986, ia pun mulai aktif di PDI. Lalu, dua tahun kemudian terpilih sebagai bendahara PDI Jawa Timur.
Konstruksi Sarang Laba Laba (KSLL) ditemukan tahun 1976 oleh Ir. Sutjipto dan Ir. Ryantori yang juga alumni Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS). KSLL buah dari hasil diskusi selama 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal Prof. Dr. Ir. Rooseno.
Awalnya Ir. Ryantori dan Ir. Sutjipto berpendapat bahwa KSLL yang mereka temukan adalah konstruksi komposit antara plat beton yang diperkuat rib-rib beton dibawahnya dengan tanah / pasir yang dipadatkan dengan sempurna di antara rib-rib.
Tetapi setelah didiskusikan selama kurang lebih 8 tahun dibawah bimbingan mentor tunggal mereka Prof. Dr. Ir. Rooseno mereka bertiga akhirnya sepakat bahwa KSLL memiliki kemampuan jauh di atas konstruksi komposit seperti anggapan pertama mereka.
Insinyur Soetjipto bersama Insinyur Ryantori menemukan teknik fondasi konstruksi sarang laba-laba dan sejak 2004 pemilik paten fondasi konstruksi sarang laba-laba adalah PT Katama Suryabumi, fondasi ini terbukti aman dari gempa dan telah terbukti pada gempa di NAD, Sumatera Barat, Bengkulu, Manokwari, dan daerah rawan gempa lainnya. Sehingga dalam jangka dua tahun (3 Desember 2007 hingga 1 Desember 2009) telah mendapat lima penghargaan salah satunya Penghargaan Upakarti dengan kategori Rintisan Teknologi sebagai Pondasi Ramah Gempa.
- Seluruh luasan tapak bangunan akan terangkai menjadi satu kesatuan konstruksi bangunan bawah yang kokoh.
- KSLL menggantikan fungsi dari kurang lebih 15-20 jenis pekerjaan dari sub-structure / konstruksi bangunan bawah.
- Konstruksi Sarang Laba Laba adalah sistem fondasi pertama dan satu-satunya di dunia yang terbukti telah menyelamatkan bangunan-bangunan yang didukungnya pada gempa berkekuatan 9,1 SR dengan ratio keberhasilan 100 %.
- Pertama di dunia, Konstruksi Sarang Laba Laba adalah sistem konstruksi fondasi pertama di dunia yang mampu memaksa tanah untuk berfungsi struktur, tetapi massa tanahnya tidak menjadi beban dari struktur.
- Terdaftar – 1979 : No. 7191 (Seri 1)
- Paten – 2004 : No ID 0 018 808 (Seri 2)
- Paten on progress – 2014 : No P00201403811 (Seri 3)
Pahun 2004, ketika gempa mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Gempa yang disertai gelombang tsunami telah meluluhlantakkan daerah di sekitar pantai provinsi tersebut serta memakan banyak korban serta menghancurkan infrastruktur dan permukiman warga. Peristiwa seperti ini akan selalu menjadi kekhawatiran, mengingat kondisi geografis negara kita yang berada pada jalur gempa. Namun, di antara bangunan yang hancur tersebut sebanyak 107 bangunan dengan fondasi Konstruksi Sarang Laba-Laba (KSLL) tetap utuh, seperti Gedung Tera PLN Banda Aceh, SMK 3 Banda Aceh, dan Gedung Dinas Kesehatan di Pulau Simeuleu.
- Blog Penemu, 'Soetjipto Soedjono - Penemu Pondasi Sarang Laba-Laba Tahan Gempa'
- Wikipedia, 'Soetjipto Soedjono"
- Konstruksi Laba-Laba, http://www.konstruksilabalaba.com/