Josaphat Tetuko Sri Sumantyo - Penemu Radar Satelit Pengamatan Permukaan Bumi & Pemilik Paten di 118 Negara

Josaphat Tetuko Sri Sumantyo
Prof. Josaphat 'Josh' Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D. adalah salah satu pemegang paten antena mikrostrip (antena berbentuk cakram berdiameter 12 sentimeter dan tebal 1,6 milimeter) yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit. Penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satellte, serta radar peramal cuaca 3 dimensi.Saat ini menjabat Full Professor (permanent staff) di Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba, Jepang dan sebagai profesor/dosen tamu di berbagai universitas.


Ia beristrikan Innes Indreswari Soekanto (seorang dosen di Institut Teknologi Bandung) dan mereka memiliki seorang anak, yaitu Johannes 'MD' Pandhito Panji Herdento. Pada saat Josaphat Tetuko Sri Sumantyo (biasa disapa dengan Josh) dan istrinya belajar bersama di Chiba University, mereka mendirikan yayasan bernama Pandhito Panji Foundation (PPF) guna memajukan dunia penelitian, pendidikan dan seni rupa di Indonesia. Yayasan ini terdiri dari Pusat Penelitian Remote Sensing (RSRC), Pusat Penelitian Pendidikan (ERC) dan Pusat Penelitian Seni Rupa (ARC). Hasil penelitian dari ketiga pusat penelitian tersebut telah banyak disebarluaskan ke masyarakat Indonesia, dan telah dimuat di berbagai mass media dalam dan luar negeri. Khususnya hasil karya mereka di bidang remote sensing telah dinikmati oleh kalangan Universitas, Lembaga Penelitian, Pemerintah Daerah hingga militer di Indonesia dan luar negeri untuk monitoring lingkungan dan bencana. Pusat penelitian ini telah memberikan beasiswa dari tingkat SD hingga S2 di berbagai sekolah dan perguruan tinggi Indonesia. Sedangkan karya seni keluarga mereka lewat Innes Sculpture Studio banyak dapat dinikmati di berbagai kota dalam dan luar negeri, serta dikoleksi oleh berbagai orang di seluruh dunia.


Biografi singkat

Josh Sri Sumantyo, panggilan akrab dari Josaphat Tetuko Sri Sumantyo, dilahirkan pada tanggal 25 Juni 1970 di Rumah Sakit TNI Angkatan Udara (dulu AURI), di Markas Komando Pasukan Gerak Tjepat (KOPASGAT) TNI Angkatan Udara Sulaiman, Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah putra kedua dari pasangan Michael Suman Juswaljati (Instruktur Paskhas TNI-AU dan terakhir anggota Fraksi TNI DPRD Wonogiri) dan Florentina Srindadi. Ia mempunyai satu kakak yang sudah meninggal dan dua adik, yaitu Franciscus Dwi Koco Sri Sumantyo (sekarang di Halim Perdanakusuma, Jakarta) dan Lucia Tri Erowadanti Sri Sumantyo (sekarang di Pemda Wonogiri).

Ia mulai mengenyam pendidikan formal di TK Islam Aisyah Kandang Menjangan Kartasura, SDN IV Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Jawa Tengah (1977-1983). Kemudian dilanjutkan ke SMPN 1 Kartasura (1983-1986), Sukoharjo, dan SMA Negeri 1 Surakarta atau Solo, Margoyudan [17](1986-1989), Solo dengan Jurusan Fisika (A1). Selanjutnya Josh Sri Sumantyo memperoleh gelar B.Eng dan M.Eng dalam bidang rekayasa komputer dan kelistrikan di Universitas Kanazawa, Jepang pada tahun 1995 dan 1997 dengan beasiswa Science and Technology Manpower Development Program (STMDP) II atau (beasiswa pada zaman Menristek Habibie) untuk S-1 dan Rotary International Scholarship Foundation untuk S-2, berturut-turut (Subsurface Radar Systems) dan gelar Ph.D. dalam bidang Sains Sistem Artifisial (Applied Radio Wave and Radar Systems: Satellite onboard Synthetic Aperture Radar) dari Graduate School of Science and Technology, Universitas Chiba, Jepang pada tahun 2002 dengan beasiswa dari Okamoto International Scholarship Foundation, Satoh International Scholarship Foundation dan Atsumi International Scholarship Foundation untuk menyelesaikan studi S-3 atau Doktoral.


Karier keilmuan di Indonesia

Dari tahun 1989 sampai 1999, Josh Sri Sumantyo sebagai peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta dalam pengembangan radar bawah tanah, dan Komando Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) Angkatan Darat (TNI-AD), Bandung, Indonesia dalam pengembangan Pusat Simulasi Pertempuran (PUSSIMPUR) di Bandung dan Pusat Latihan Pertempuran (PUSLATPUR) TNI-AD di Baturaja, Sumatera Selatan. Selama di Kodiklat TNI-AD ia bekerja bersama Letjen Luhut Panjaitan (terakhir Menperindag pada masa pemerintahan Habibie), Letjen Sintong Pandjaitan, dan PUSLATPUR bersama Kolonel AD Sikki (terakhir Pangdam Brawijaya) di bawah langsung Jenderal Wiranto (KSAD waktu itu, terakhir Panglima TNI). Hingga saat ini ia juga menjadi Head Division Center for Remote Sensing (CRS) di Institute of Technology Bandung, Adjunct Professor di University of Indonesia [18], Visiting Professor di University of Udayana, Visiting Professor di Japan Aerospace Exploration Agency (JAXA) atau Badan Ruang Angkasa Jepang, serta dosen tamu di beberapa Universitas di Malaysia, Korea dll dan Universitas-universitas di tanah air.


Karier keilmuan di Jepang

Membuat radar sendiri atau melakukan penelitian untuk memajukan bidang radar Indonesia (dan dunia) merupakan impiannya sejak kecil saat berkenalan pertama kali dengan radar-radar TNI-AU di perbengkelan dan pemeliharaan radar (Benhar, sekarang Satuan Radar (Satrad) Pendidikan) Pangkalan Udara Utama (Lanuma, sekarang Lanud) Adisumarmo - Solo pada saat sang ayah kesehariannya melatih pasukan komando di Sekolah Pendidikan TNI-AU (Skadik 401/402/403) kebetulan berada di sebelah Benhar tersebut. Saat itu banyak anggota TNI-AU banyak mengenalkan jenis radar yang hampir semua buatan luar negeri kepada Josh kecil, sehingga memotivasi untuk membuat radar buatan manusia Indonesia di kemudian hari. Karier penelitian radar dimulai sejak diterima sebagai peneliti di BPPT pada tahun 1989. Kemudian ia menjadi asisten peneliti di Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba, Jepang sejak tahun 2000 dalam rangka mendukung kegiatan riset dan studi program doktornya di bawah bimbingan Prof. Ryutaro Tateishi dan Prof. Nobuo Takeuchi. Pada saat lulus Ph.D. tahun 2002, Ia diminta menjadi staf di Chiba University (Jepang), Leicester University (UK), University of Hebrew (Israel) dll, walau akhirnya memilih Chiba University karena dekat dengan Narita Airport (Tokyo International Airport), sehingga bisa mendukung kegiatan penelitian dan kontribusinya ke seluruh dunia. Ia pernah menduduki posisi Lecture & Post Doctoral Researcher di Center for Frontier Electronics and Photonics - Venture Business Laboratory (VBL), Universitas Chiba, Japan pada tahun 2002 hingga 2005 dengan berbagai penemuannya dalam bentuk antena tembus pandang (transparent antenna) dan berbagai jenis antena untuk keperluan mobile satellite communications. Dalam penelitian antena ini, ia bergabung dengan laboratorium Prof. Ito Koichi. Sejak 1 April 2005 hingga 31 Maret 2013, ia bekerja sebagai Associate Professor dan Head of Josaphat Microwave Remote Sensing Laboratory (JMRSL) di Center for Environmental Remote Sensing (Permanent Staff), Universitas Chiba, Jepang dan sejak 1 April 2013 hingga saat ini Josh sebagai Full Professor (Guru Besar, permanent staff) di Universitas Chiba, Jepang dan juga sebagai profesor/dosen tamu di berbagai universitas dalam negeri Jepang dan luar negeri.


Karier keilmuan di dunia

Ia juga menjadi dosen tamu, reviewer, examiner dan evaluator berbagai instansi di berbagai negara.
  • Dosen tamu : Institute of Technology Bandung (Head Division CRS-ITB), University of Indonesia (Adjunct Professor), University of Udayana (Visiting Professor), Department of Imaging Sciences Chiba University (Associate Professor), Graduate School of Advanced Sciences Chiba University (Associate Professor) etc.
  • Reviewer : IEEE Geoscience and Remote Sensing Letter (GRSL), International Journal of Remote Sensing, IET Microwave, Antenna and Propagation (IET MAP) or former IEE MAP, Asian Journal of Geoinformatics, Journal of Environmental Informatics, International Journal of Remote Sensing and Earth science(IJReSES) etc.
  • Examiner/Supervisor : Multimedia University (Malaysia), Institut Teknologi Bandung, University of Hasannudin, University of Udayana (Indonesia), University of Tehran (Iran) etc.
  • Evaluator : National budget evaluator of Japan Society for the Promotion of Science (JSPS), Belgian Science Policy Office (BELSPO) etc.

Bidang keahlian

Bidang keahlian Josh adalah analisis teori hamburan gelombang mikro dan terapannya untuk microwave (radar) remote sensing, khususnya synthetic aperture radar (SAR), radar bawah tanah atau subsurface radar (VLF dan Microwave), analisis dan perancangan printed antenna untuk mobile satellite communications dan synthetic aperture radar (SAR). Ia menguasai perancangan integrasi sistem radar gelombang mikro, radar Radio Frequency (RF) system , patch antenna, microwave image signal processing dll. Ia juga merancang SAR masa depan untuk keperluan platform pesawat terbang tanpa awak (UAV) dan satellite. Saat ini ia mengembangkan pesawat tanpa awak Josaphat Laboratory Experimental Unmanned Aerial Vehicle (JX) series maupun microsatellite onboard Synthetic Aperture Radar (SAR) sensor [20]. SAR sensor ini nanti digunakan untuk monitoring permukaan bumi dan planet lain untuk pengembangan keperluan ilmu pengetahuan pada masa depan. Mulai 1 April 2013 Josh juga dipercaya oleh Kementerian Pendidikan dan Teknologi Jepang (Monbukagakusho) untuk mengembangan dua microsatellite yang membawa sensor GNSS-RO dan CP-SAR ciptakaan Josh untuk melakukan observasi lapisan Ionosfer dan permukaan bumi, dimana teknologi ini di masa depan diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui fenomena-fenomena sebelum terjadinya bencana di permukaan bumi, khususnya gempa bumi, sehingga teknologi diharapkan dapat mengurangi jumlah korban akibat bencana yang terjadi di permukaan planet, khususnya bumi.


Penghargaan yang telah diraih

Ia telah menerima banyak penghargaan dan research grants yang berhubungan dengan penelitian dan studinya dari lembaga penelitian dalam dan luar negeri. Serta ia telah meluluskan dan menjadi outside reviewer banyak mahasiswa program S-1, S-2 dan S-3 dari berbagai negara. (Sumber)