Ferry Iskandar - Penemu fosfor BCNO (boron carbon oksinitrida)
Ferry Iskandar lahir di Jakarta, menempuh pendidikan S1 dan S2 di Kanazawa University, lalu melanjutkan S3 di Hiroshima University. Mengenai penemuannya, awalnya Ferry Iskandar membuat pengantar panas untuk peranti elektronika, yang didapat malah bubuk berpendar. Namanya cukup mentereng: boron carbon oksinitrida, disingkat BCNO. Senyawa padat (solid compound) ini, suatu hari pada 2007, tiba-tiba muncul di hadapan Ferry Iskandar ketika ia tengah melakukan serangkaian percobaan di Thermal Fluid Engineering and Material Processing Laboratory, Universitas Hiroshima, Jepang.
Penelitian
Bukan saja penemuan, iapun pernah melakukan kerjasama riset dengan suatu perusahaan yang ingin membuat lensa dari plastik. Namun plastik saja tidak bisa dibuat lensa, kemudian pak Ferry mencoba masukkan material lain yang inorganik, yang transparan. Penelitian tersebut hanya berlangsung sekitar 2-3 tahun. Namun penelitian tersebut terhenti karena biayanya ternyata terlalu mahal.
Di Indonesia ia pernah mencoba beberapa penelitian, salah satunya penyedotan heavy oil. Indonesia masih memiliki minyak-minyak berat yang kekentalannya tinggi, yang sulit disedot. Pak Ferry mengembangkan suatu katalis untuk membantu mereduksi viskositasnya (kekentalan.red). Apabila tidak memakai katalis sekitar 5-6 hari, namun dengan memakai katalis bisa dalam hitungan jam. Kalau minyak berat ini sudah direduksi viskositasnya, bisa disedot dengan mudah. Secara eksperimen, di laboratorium sudah berhasil. Pak Ferry bekerjasama dengan perusahaan nasional di Indonesia, dan belum mendapatkan sumur yang bisa kita pakai.
Selain itu Pak Ferry juga membuat LED untuk penerangan. Membuat fosfornya yang murah tanpa menggunakan logam tanah yang jarang dan mahal harganya. Iapun pernah membuat proyek mobil listrik atau yang disebut Proyek Molina (mobil listrik nasional) yang dikerjakan dengan beberapa dosen.
Sumber: www.fisikanet.lipi.go.id