Al Shifa bin Abdullah - Guru Wanita Pertama Umat Islam Zaman Rasulullah SAW

Masjid Nabawi
Al-Shifa binti Abdullah adalah nama yang diberikan kepada seorang perempuan yang memiliki keahlian dibidang pengobatan, nama asli adalah Layla. Beliau merupakan perempuan pertama yang memiliki kemampuan menulis di Makkah pada zaman Nabi Muhammad SAW. Al-Shifa termasuk orang yang ikut hijrah bersama nabi ke Madinah. Di Madinah ia memiliki rumah yang letaknya berada di antara masjid dan pasar dan nabi sering kali mengunjunginya. 

Nama lengkapnya Asy-Syifa binti Abdullah bin Abdu Syams bin Khalaf bin Saddad bin Abdullah bin Qarth bin Razzah bin Adi bin Ka’ab dari suku Quraisy Al-Adawiyah. Al-Shifa merupakan putri dari pasangan Abdullah bin Abd Shams dan Fatima bint Wahb. Ia menikah dengan Abu Hatma ibn Hudhaifa dan dikaruniai dua anak, yaitu Sulaiman dan Masruq. Sulaiman tumbuh se bagai anak yang religius.

Al Shifa merupakan seorang wanita yang pandai dan sangat dihormati oleh masyarakat di sekitarnya karena ilmu pengetahuan yang ia miliki dan kebijaksanaannya. Terlebih lagi, ia merupakan salah satu dari sejumlah kecil wanita yang bisa membaca dan menulis pada masa itu.

Karena Kepandaiannya, Rasulullah sering berkonsultasi dengan Al-Shifa terkait bisnis, termasuk Istri Rasulullah, Hafshah binti Umar bin al-Khattab ra, merupakan salah seorang wanita yang belajar dari Al Shifa.. Reputasi Al-Shifa yang dikenal bijak membuat Khalifah Umar menunjuknya sebagai inspektur di Madinah. Keahlian lainnya yang dimiliki oleh Al-Shifa adalah kemampuannya dalam dunia intelijen. Ia dihormati dan disegani kare na semangat belajarnya yang tinggi. 

Selain dikenal dengan pengetahuannya mengenai pengobatan. Keahlian Al-Shifa dalam pengobatan sudah dimilikinya sebelum masuk Islam. Setelah memeluk Islam, Al-Shifa bertanya kepada Rasulullah apakah dirinya masih diperbolehkan melanjutkan keahliannya dalam dunia medis. Rasulullah meminta agar Al-Shifa melanjutkannya, bahkan mendukung penuh. Sikap Rasulullah tersebut menunjukkan bahwa ia selalu mendorong dan memastikan bahwa praktik yang dilakukannya sejalan dengan ajaran Islam.

Al Shifa juga diakui karena kepandaian dan kemampuan dalam memberi nasehat. Umar, pada masa kekhalifahannya, bahkan menunjuk Al Shifa sebagai manajer perdagangan Madinah. Ia memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa semua praktek bisnis yang dilakukan oleh masyarakat sesuai dan konsisten dengan nilai dan hukum Islam. Karena luasnya pengetahuan yang dimiliki oleh Al Shifa, ia juga dipercaya sebagai penasihat Khalifah Umar.

Selain itu, Asy-Syifa binti Abdullah juga termasuk salah seorang perawi hadits. Dia meriwayatkan beberapa hadits dari Nabi SAW, juga dari Umar bin Khathab. Beberapa orang ikut meriwayatkan hadits yang berasal darinya, seperti anaknya Sulaiman bin Abu Khaitsumah, kedua cucunya (Abu Bakar dan Utsman), Abu Ishaq, dan Hafshah Ummul Mukminin. Sementara Abu Daud juga meriwayatkan hadits yang berasal dari periwayatannya.

Sepeninggal Rasulullah, Asy-Syifa tetap memerhatikan keadaan kaum Muslimin dan memuliakan mereka sampai ia wafat pada tahun ke-20 Hijriyah.

'Al Shifa bin Abdullah - Guru Wanita Pertama Umat Islam Zaman Rasulullah SAW' adalah bagian dari seri 'Tokoh-Tokoh Ilmuwan Wanita Islam dan Penemuannya'


Sumber:
  • khazanah.republika.co.id
  • berbagai sumber