Nurul Taufiqu - Pakar Nanoteknologi Indonesia
Nurul Taufiqu www.youtube.com |
Ia berhasil menciptakan nanosilika tahun 2004; mesin penggiling nanopartikel High Milling 3D Motion pada 2005, dengan mesin penggiling ia menciptakan tinta spidol berbahan dasar arang kelapa. Dari hasil temuannya ia memiliki 12 paten untuk beragam ciptaannya.
Nurul lahir di Malang, pada 15 Agustus 1970. Ia berasal dari keluarga sederhana. Anak keempat dari lima bersaudara ini terbiasa bekerja keras sejak kecil. Setiap hari, dia harus berjualan es lilin dan gorengan di kantin sekolahnya di Malang, Jawa Timur. Keuntungannya untuk membantu ekonomi keluarga. Ibunya berprofesi sebagai guru agama di sekolah dasar. Nurul mendapatkan beasiswa studi teknik mesin di Kagoshima University, Jepang. Pada saat bersamaan. Nurul lulus S1 dengan nilai nyaris sempurna sehingga dia kembali mendapat beasiswa S2 dan S3 di perguruan tinggi yang sama dalam bidang Ilmu Material dan Rekayasa Produksi.. Sampai tak terasa dia menghabiskan waktu 15 tahun di Jepang. Dia bahkan sempat bekerja sebagai konsultan di perusahaan Kagoshima.
Pada tahun 2000, ia bekerja di Industri Jepang sebagai konsultan R & D selama 1 tahun dan Pusat Penelitian Daerah sebagai peneliti istimewa selama 3 tahun. Menjadi Advisor pada Proyek Konsorsium Daerah di Khusyu tahun 2002-2003.
Pada Juli 2011 Dr. Nurul juga menyelesaikan Program Doktor yang kedua pada Bidang Manajemen dan Bisnis di Institut Pertanian Bogor. Kini menjabat sebagai ketua Masyarakat Nano Indonesia sejak 2005.
Penemuan
Nanoteknologi adalah manipulasi materi pada skala atomik dan skala molekular. Diameter atom berkisar antara 62 pikometer (atom Helium) sampai 520 pikometer (atom Cesium), sedangkan kombinasi dari beberapa atom membentuk molekul dengan kisaran ukuran nano. Deskripsi awal dari nanoteknologi mengacu pada tujuan penggunaan teknologi untuk memanipulasi atom dan molekul untuk membuat produk berskala makro. Deskripsi yang lebih umum adalah manipulasi materi dengan ukuran maksimum 100 nanometer.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia telah mengembangkan nanoteknologi sejak tahun 2000an namun belum mampu mengkomersilkannya. Hal yang paling mendasar dalam menghambat perkembangan teknologi nano di Indonesia adalah ketiadaan alat pengukuran (metrologi) nanomaterial. Bambang Subiyanto, Kepala Pusat Inovasi LIPI menyatakan bahwa sudah 13 tahun pengembangan nanoteknologi di Indonesia berjalan sehingga tahap yang dituju sekarang adalah komersialisasi produk nanomaterial berbasis kegiatan riset.
Nanoteknologi adalah teknologi yang mengontrol zat untuk menghasilkan fungsi baru dengan menggunakan skala nanometer (nm), yaitu ukuran satu per satu miliar meter. Nurul menghasilkan nanosilika tahun 2004, dan dipatenkan atas namanya pada Juli 2006 dari Direktorat Jenderal Haki. Bila dicampur dalam adonan semen, nanosilika ini dapat memperkuat beton dua kali lipat. Temuannya yang lain adalah mesin penggiling nanopartikel High Milling 3D Motion pada 2005.
Mesin penggiling ciptakannya mampu mencacah besi sampai bahan organik ukuran nanometer atau sepermilimeter. Dengan alatnya itu, Nurul bisa berkreasi lebih jauh, misalnya menciptakan tinta spidol berbahan dasar arang kelapa dengan alat tersebut. Tanpa zat kimia dan berbahan organik, tinta Nurul juga ramah lingkungan. Produksi masal tinta nano itu mulai dipasarkan di sekolah-sekolah di Tangerang.
Dr. Nurul Taufiqu Rochman telah mempublikasikan 12 Paten (dua diantaranya terpilih dalam buku 100 Inovasi Indonesia) dan Hak Cipta (di antaranya 1 Paten Jepang yang telah di-granted dan diterapkan di Perusahaan Kyushu Tabuchi sejak 2003) dan lebih dari 100 publikasi dan pemakalah internasional dan 180 publikasi dan pemakalah nasional.
Penghargaan
- Penghargaan Hatakeyama Award sebagai mahasiswa terbaik dan Fuji Sankei Award sebagai peneliti terbaik tahun 1995.
- Pada 2004 ia mendapat penghargaan dari LIPI sebagai Peneliti Muda Terbaik dan Penghargaan dari Persatuan Insinyur Indonesia (Adhidarma Profesi) tahun 2005 dan The Best Innovation and Idea Award dari Majalah SWA.
- Delegasi Indonesia untuk menghadiri pertemuan Pemenang Nobel di Lindau Jerman, 2005.
- Tahun 2009 memperoleh perhargaan ITSF-Science and Technology Award dari Industri Toray Indonesia sebagai Outstanding Scientist dan Ganesha Widya Adiutama dari ITB pada Dies Natalis ke-50
- Habibie Award di bidang Ilmu Rekayasa 11 November 2009.
- Pada 2010, Dr. Nurul menerima penghargaan Inovasi Award I pada ulang tahun HKI ke-10 sedunia yang diselenggarakan oleh Dirjen HKI, Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
- Pada 2011, Dr. Nurul mendapat anugerah iptek Widyasilpawijana, sebagai Duta IPTEK pada Hakteknas dari Kementrian Riset dan Teknologi, Puspiptek, Serpong.
Sumber: