Penemu Perahu Pertama Kali

Perahu
Perahu di pinggir pantai
Sebuah perahu adalah kendaraan air, biasanya lebih kecil dari kapal laut. Beberapa perahu biasanya dibawa oleh kapal laut. Sebuah perahu biasanya terdiri dari satu atau lebih struktur yang mengapung disebut hul dan beberapa sistem propulsi seperti propeller, dayung, pedal, setting pole, layar, paddleweel atau sebuah jet air.

Sejarah kapal sejalan dengan petualangan manusia. Perahu yang dikenal pertama kali dikenal pada masa Neolitikum, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kapal-kapal awal ini memiliki fungsi yang terbatas: mereka dapat bergerak di atas air, tetapi hanya itu. Terutama digunakan untuk berburu dan memancing. Kano tertua yang ditemukan arkeolog sering dibuat dari batang pohon coniferous, menggunakan peralatan batu sederhana.


Sejarah

Gambar-gambar perahu yang telah ditemukan, diperkirakan dibuat pada 6000 tahun yang lalu, tapi tidak diragukan lagi bahwa manusia telah dapat membuat perahu sejak lama sebelumnya. Mungkin perahu mulai dikenal ketika seseorang menggunakan batang kayu yang hanyut atau seikat batang-batang gelagah untuk membantunya terapung di atas air. Kemudian secara kebetulan ditemukan bahwa daya apung kayu berongga lebih besar dari kayu padat.

Selanjutnya manusia mempelajari cara mengikat ranting atau gelagah untuk dijadikan rakit dan cara membuat perahu rongga gelagah untuk dijadikan rakit dan cara membuat perahu rongga dengan melubangi sebatang kayu. Untuk menyempurnakan penemuan tersebut ia memberikan kayuh / cadik dan kemudian memasang layar pada kedua macam kendaraan air ini. Rakit adalah perahu yang dibuat dengan menggabungkan bahan-bahan. Mungkin dari rakitlah berkembang perahu sungguh-sungguh yang pertama. Perkembangan perahu rongga menemui jalan buntu karena besarnya terbatas, tetapi bangsa-bangsa primitif masih menggunakannya. Di masa lampau mereka melakukan pelayaran yang menakjubkan dengan perahu-perahu itu lebih dari 1000 tahun yang lalu, Bangsa Polinesia menyeberangi Lautan Pasifik pulang-pergi dengan perahu rongga. Sedikit demi sedikit kapal laut disempurnakan dari perahu jaman batu sampai menjadi bentuk kapal panjang Punisia.

Perahu yang disebut balsa ini digunakan sejak zaman dahulu di danau Titicaca, Peru. Balsa dibuat dari ikatan-ikatan gelagah dan hanya dapat digunakan selama beberapa bulan saja karena gelagah cepat membusuk dan hancur.

Perahu Brigg yang dibuat pada zaman batu panjangnya 16 meter dan lebarnya 1,35 meter. Untuk perahu rongga ukuran tersebut adalah luar biasa. Perahu ini diperkuat dengan balok-balok kayu yang melintang pada jarak-jarak tertentu sepanjang badannya. Melalui lubang-lubang yang dibor pada kedua sisi perahu itu direntangkan tali kulit, sehingga sisi perahu itu menekan dengan kuat pada balok yang melintang tadi.


Zaman Nabi Nuh AS 

Sejak zaman Nabi Nuh AS kapal laut sudah ditemukan, dan merupakan kapal laut terbesar sebelum abad ke-20. Bahtera (perahu) Nabi Nuh bentuknya tidak sama dengan dengan perahu-perahu atau kapal-kapal laut yang ada pada saat ini. Bahtera Nabi Nuh berukuran sangat besar dan kokoh, yang terbuat dari susunan kayu jati dan berdasarkan hasil penelitian berasal dari wilayah sekitar Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Surat Hud Ayat 44

وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءَكِ وَيَا سَمَاءُ أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاءُ وَقُضِيَ الْأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُودِيِّ ۖ وَقِيلَ بُعْدًا لِلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ

Dan difirmankan: "Hai bumi telanlah airmu, dan hai langit (hujan) berhentilah," dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: "Binasalah orang-orang yang zalim". (Al Qur'an Surat Hud Ayat 44)

Menurut Dr. Whitcomb, bahtera Nabi Nuh ini mampu mengangkut 3.700 mamalia, 8.600 jenis unggas, 6.300 jenis reptilia, 2.500 jenis amphibia, dan sisanya yaitu para pengikut Nabi Nuh sendiri. Seluruh muatan kapal tersebut diperkirakan seberat 24.300 ton. (berbagsi sumber)