Sejarah Penemuan Kapal bantalan udara (Hovercraft)
Sebuah hovercraft militer milik Angkatan Laut Amerika Serikat |
Untuk menggerakkan kapal bantalan udara, digunakan gaya dorong yang diperoleh dari baling-baling seperti pada pesawat udara. Gaya angkat kapal ini bekerja pada penampang yang luas, sehingga tekanan terhadap tanah atau air (ground pressure) yang ditimbulkan tidak besar. Dengan demikian, kendaraan ini dapat berjalan di atas lumpur, air maupun daratan dengan membawa beban yang cukup berat. Karena tidak adanya kontak langsung antara hovercraft dan permukaan daratan atau air, maka hambatan yang terjadi kecil sehingga hovercraft dapat melaju dengan kecepatan tinggi.Rancangan kendaraan mirip hovercraft yang pertama dicatat adalah pada tahun 1716 oleh Emanuel Swedenborg, seorang perancang, filsuf dan teolog Swedia. Rancangannya berupa sebuah kendaraan berbantalan udara bertenaga manusia dengan sebuah kokpit di tengah.
Sejarah
Rancangan kendaraan mirip hovercraft yang pertama dicatat adalah pada tahun 1716 oleh Emanuel Swedenborg, seorang perancang, filsuf dan teolog Swedia. Rancangannya berupa sebuah kendaraan berbantalan udara bertenaga manusia dengan sebuah kokpit di tengah.
Menurut rencana kendaraan ini berjalan dengan bantuan tenaga manusia. Tapi berhubung tenaga manusia tidak cukup kuat untuk menjalankan mekanisasi yang digunakannya, kendaraan itu tidak diwujudkan pembuatannya.
Pada pertengahan 1980-an, seorang insinyur Britania Raya bernama Sir John Isaac Thornycroft membuat sejumlah model kendaraan yang menggunakan udara di antara badan kendaraan dan air untuk mengurangi hambatan (drag).
Sir John Isaac Thornycroft membuat model kendaraan yang dilengkapi dengan bantalan udara pada bagian bawahnya yang bertujuan untuk mengurangi gaya gesekan antara badan kendaraan dengan permukaan lintasan.
Walaupun ia mematenkan sejumlah paten yang berhubungan dengan lambung kapal yang memakai udara untuk mengurangi hambatan pada 1877, tidak ada satupun dari patennya yang diaplikasikan.
Pada tahun 1877 perancang dari Inggris ini sudah mendapatkan paten untuk prinsip-prinsip kerja bantalan udara ini atas namanya. Tapi sampai sejauh itu, kendaraan seperti yang diinginkannya itu belum juga bisa diwujudkan pembuataanya.
Semenjak itu usaha-usaha untuk mengembangkan kendaraan yang menggunakan bantalan udara ini masih terus berlanjut. Pada tahun 1931 di Finlandia, Toivo J. Kaario mulai melakukan perancangan kapal yang menggunakan kantong udara. Dia telah membuat konstruksi serta melakukan uji coba sendiri pada rancangannya tersebut dan mendapatkan hak paten dari pemerintah Finlandia. Tapi sayang sekali usahanya ini terpaksa terhenti karena kurangnya dana.
Christopher Cockerell adalah orang yang pertama kali menggunakan nama Hovercraft untuk menyebut kendaraan yang menggunakan prinsip bantalan udara ini. Pada tahun 1952 penemu dari Inggris ini berhasil merancang sebuah kendaraan berdasarkan prinsip-prinsip kerja Hovercraft. Penemuannya ini dinilai sebagai temuan yang paling berhasil dibanding usaha-usaha serupa yang telah dilakukan oleh beberapa pendahulunya di bidang ini. Selanjutnya pada tahun 1959 Christopher berhasil mewujudkan rancangannya ini dan sejak itulah nama Hovercraft digunakan untuk menyebut kendaraan berbantalan udara ini. Dan pada tahun-tahun berikutnya dasar-dasar prinsip kerja kendaraan ini digunakan oleh perusahaan Saunders Roe untuk pembuatan banyak Hovercraft.
Akan tetapi pada masa itu Hovercraft masih belum mengenakan rok atau skirt seperti yang banyak digunakan oleh Hovercraft dewasa ini. Bagian ini ( rok / skirt ) pertama kali diperkenalkan oleh seorang anggota Angkatan Laut Kerajaan Inggris, Latimer-Needham. Bagian ini digunakan untuk menunjang system baru pada Hovercraft yang disebut Flexible Skirt System. Skirt terbuat dari bahan karet yang kuat dan dipasang pada bagian samping seluruh hull (badan) Hovercraft sehingga selintas mirip seperti rok.
Produksi pertama
Setelah mengalami berbagai penyempurnaan teknis, hovercraft mulai diproduksi secara pabrikan. Pabrik yang pertama kali memproduksi adalah Saunders-Roe, yang dibiayai oleh Britain's National Research Development Corporation yaitu tipe SR. N1, sampai kemudian diproduksi jenis SR. N4 berkapasitas 254 penumpang dan 30 kendaraan.
Namun sangat disayangkan, perkembangan hovercraft yang ditanggapi berbagai kalangan bidang kemaritiman, terkesan kurang populer, bukan karena kemampuannya yang disangsikan, namun strategi pemasaran dari pihak produsennya yang kurang begitu menjangkau dunia luas. Berbagai negara dianggap lamban dalam penggunaan dan pengembangan hovercraft. Padahal bila ditinjau dari segi biaya, pembuatan hovercraft dewasa ini lebih murah dibandingkan dengan pembuatan kapal perang konvensional. Menurut konsultan Amerika Serikat, Lavis Associates, banyak negara-negara yang memiliki potensi bahan baku karet alam yang nantinya dipergunakan khususnya jenis SIR-5L ataupun SIR-10, kemudian studi dengan memperhitungkan pembiayaan pembuatan, penggunaan propulsi diesel sebagai pengganti propeler udara dan dari segi ekonomis juga timbul dalam perancangannya. (sumber)